Cobalah bertanya kepada diri sendiri, sudahkah kau siap membacanya .
Aku tidak menjamin kau akan tetap tenang.
Siapkan hatimu, dan kuharap dugaanku di akhir bait merupakan kesalahan besar.
Manik yang sudah
terikat dengan bulan
Seolah menatap fraksi
raganya
Merenung
Diam
Sendirian
Jendela yang berkerit
dengan lembut
Media diamnya sepanjang
malam
Merutuk diri sendiri
dengan semena-mena
Menyiram luka dengan
makian tajam
Tangis hasil akhirnya
Si Candala
Sebutan untuk dirinya
Tiada pernah dia
percaya pada dirinya sendiri
Enggan berdamai dengan
kata hatinya
Melarikan diri ke jiwa
yang lain
Seolah mencari raga
untuk lakunanya yang kini mati
Siapa berani tanya
kepada dirinya
“Kapankah kau akan
mulai mencari matahari?”
Jika kau tak takut akan
tatapan kosongnya
Tak mengapa
Cobalah untuk
membantunya menikmati pagi
Siapa yang
mengatakannya nokturnal
Tidak sepenuhnya salah
Dia berbincang dengan
malam
Sangsi akan tujuan
Tuhan menciptakannya
Adakah yang mampu
membawanya melihat matahari
Sang Surya sudah
menunggu ribuan menit
Menanti kedatangan
pertama Si Candala
Dengan senyum bagai
bunga merekah di pagi hari
Air matanya bahkan
sia-sia
Menangisi diri yang
sebenarnya tidak bersalah
Hanya saja dia perlu
tahu
Bahwa berperang dengan
diri sendiri itu melelahkan
Siapa mau memberinya
embun
Berbagi pagi yang sejuk
dan udara nan segar
Bukankah dia akan
menyukainya?
Kristal embun akan
membuatnya tenang
Tidak pernahkah dia
berpikir
Bahwa berbincang dengan
fajar begitu menenangkan
Sinar hangatnya
mencairkan hati yang membatu
Dan bersiaplah untuk
bahagia sepanjang waktu
Bukankah Si Candala
mendengar gemercik air?
Pesan Tuhan yang
mestinya dia dengarkan
Tidak pernah Tuhan
menciptakan manusia dengan sia-sia
Sadarlah
Hanya dia yang dapat
menciptakan bahagia untuknya sendiri
Jika kau tanya siapa Si
Candala itu
Manusia paling hina
karena memaki dirinya
Manusia tak tahu diri
karena sangsinya yang tajam
Manusia menyedihkan
temannya kegelapan
Tunggu
Apakah kau benar-benar
peduli pada Si Candala?
Atau hanya penasaran
akan siapa Si Candala?
Kemudian ikut
menatapnya dengan skeptis
Menjatuhkan dirinya ke
lubang hampa
Jika kau mengelaknya
Mari kuberitahu siapa
Si Candala
Sosok yang kini tengah
berbicara padamu
Melalui tatapan
ragu-ragunya
Kau mencoba menyelam mencari
tahu kebenaran
Kemudian menyadari
sebuah fakta
Ya, kau sedang membaca
kisahmu
Bukankah kau adalah Si
Candala itu sendiri?
Cirebon,
16 Februari 2018
#Sabtulis