Friday 11 September 2020

[Review Buku] Drupadi: perempuan poliandris

                          (sumber: goodreads.com)


Judul: Drupadi: perempuan poliandris

Penulis: Seno Gumira Ajidarma

Tahun: 2017

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 978-602-06-0456-5


Sinopsis:

"Apalah artinya Pandawa tanpa Drupadi."

Dewi Drupadi tidak menyukai suratan. Kehidupan manusia tidak ada artinya tanpa perjuangan. Jika segalanya telah menjadi suratan, apakah yang masih menarik dalam hidup yang berkepanjangan? Apakah usaha manusia tidak ada artinya? Apakah semuanya memang sudah ditentukan oleh dewa-dewa? Seperti ia yang menjadi istri dari lima ksatria Pandawa. 

"Maka hidup di dunia bukan hanya soal kita menjadi baik atau menjadi buruk, tapi soal bagaimana kita bersikap kepada kebaikan dan keburukan itu."



Ulasan Pribadi: 

        Berawal dari sebuah platform yang saling berbagi buku-buku bacaan, saya tertarik pada salah satu novel karya Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Drupadi. Bukan tanpa alasan saya langsung jatuh hati pada novel ini, saya memilihnya menjadi sasaran bacaan saya karena saya sangat tertarik pada cerita pewayangan, baik dalam versi India atau Jawa. Salah satu tokoh yang saya kagumi dalam cerita pewayangan tentu saja pada Drupadi, sosok wanita yang ayu dan tegar yang menikahi kelima Pandawa yang dikenal selalu menjadi tokoh utama karena sifat heroik mereka. 

        Novel Drupadi sangat menekankan alur dan fokusnya kepada Sang Dewi yang lahir dari sekuntum bunga teratai yang merekah. Kecantikan yang tersohor di segala penjuru membuat Drupadi dikagumi dan membuat kaum siapa saja ingin meminangnya. Bermula dari sayembara yang dia buat sampai pada akhirnya pilihan Sang Dewi jatuh kepada salah satu ksatria Pandawa, Arjuna yang keahlian memanahnya tiada tanding. Drupadi mencintai Arjuna, begitu pula sebaliknya. 

        Konflik novel ini tidak hanya sebatas cinta antara Drupadi dan Arjuna, melainkan sebuah keputusan yang khusyu' di antara kelima Pandawa yang harus menikahi Drupadi. Keputusan ini pun didasari oleh ibunda Pandawa, Dewi Kunti, serta rasa ikatan saudara di antara kelima Pandawa. Drupadi yang anggun hanya pasrah dan mengikuti apa saja yang diminta, termasuk menikahi seluruh anggota Pandawa. Drupadi menjadi poliandris, menikahi Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. 

        Berbeda debgan novel pewayangan Mahabarata lain, keunikan dari Drupadi ialah menceritakan beberapa sifat buruk dan kesembronohan dari Pandawa. Sedangkan Drupadi menjadi sosok utama yang tangguh dan seakan menanggung tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan oleh kelima suaminya. Salah satu yang diceritakan adalah ketika Drupadi diseret oleh Dursasana, tubuhnya yang cantik harus dilakukan semana-mena oleh Dursasana dnegan tawaan dari para Kurawa, sanggulnya terlepas, pakaiannya terlucuti, wanita itu menjadi bahan tertawaan. Sedangkan kelima suaminya hanya bisa diam tidak bisa melakukan apa-apa kepada istri tercinta, bahkan Yudhistira yang kebijaksanaannya sangat terkenal, Bima yang kekuatannya tidak main-main, kehebatan Arjuna yang tidak bisa di-nomor duakan, Nakula-Sadewa sang bungsu yang hanya mampu menatap. Drupadi menanggung kesalahan suaminya seorang diri. 

        Novel ini benar-benar menambah wawasan saya tentang bagimana sikap dan ketangguhan Drupadi yang bahkan menurut saya melebihi Pandawa. Dia mampu berdiri sendiri, bahkan tanpa keberadaan Drupadi, Pandawa tidak bisa apa-apa. Drupadi merupakan seorang Dewi yang benar-benar agung dengan segala kecantikan dan kewibawaan yang sudah ada di dalam dirinya. Penulis benar-benar membuat kisah pewayangan Mahabarata yang berbeda, diambil dari sosok wanita bernama Drupadi. Keistimewaan yang benar-benar khas dari novel ini adalah pengambilan kisah bagaimana Drupadi adalah seorang wanita yang benar-benar berjuang bersama kelima suaminya, bahkan ketika pengasingan bagi mereka, termasuk di dalamnya adalah Dewi Kunti. 

        Bagi saya, novel Drupadi akan selalu membekas di kepala saya tentang bagaimana penulis menceritakan sosok wanita yang tidak dilahirkan itu. Tentang bagaimana kewibawaan dan kecerdasan dari Drupadi yang seakan membuat para pembaca menjadi kagum dan ingin menjadi sosoknya, semua ingin menyerupai Drupadi. Novel ini hampir tidak ada kecacatan di mata saya, sedikit kekurangannya adalah kisah yang kurang diceritakan dengan lengkap, sebenarnya itu bukanlah masalah besar karena sebenarnya kita masih bisa membaca kisah Mahabarata di buku yang lain seperti karya P. Lal. 

           Rate dari saya pribadi adalah 9/10.


Share:

0 komentar:

Post a Comment