10:12 PM
Kau tahu gelombang yang terus ada di hatiku
Ketika meraung dan memutar kembali masa aku dan kamu dulu
Duduk rapi dengan malu-malu, awalnya
Namun dengan bantuan angin kau tersenyum
Tawamu masih terdengar jelas dalam telingaku
Haha-hihi
Kamu tertawa malu-malu
Aku jua
Laiknya sepasang kekasih
Saling bertukar cerita meski hanya sekadar kau bertanya rumahku dimana
Kadang aku memukul lenganmu karena kesal akan candamu
Dan terkadang kau menatapku dengan senyum manismu
Ah...
Andai saja aku tidak terlalu berharap padamu
Andai saja kau tidak mencoba mendekatiku
Tidak, memang bukan salahmu
Aku yang terlalu membuka hati dan berharap kau masuk ke hatiku
Laiknya orang asing
Aku menatapmu
Kau jua
Aku memalingkan wajahku
Kau jua
Amnesia?
Lupa padaku?
Lupa tawa kita?
Lupa canda kita?
Apakah kau rindu padaku?
Tentu saja tidak, bodoh!
Aku dan kamu pun tak pernah jadi 'kita'
Punggungmu selalu menarik perhatianku
Mata elangmu mampu buatku tersenyum
Dan senyummu yang tidak bosan aku nikmati meski bukan untukku
Aku mengutuk diriku sendiri
Bayanganku tertawa mengejek
Mencaci-maki tuannya
Mengapakah kau tidak bisa melupakan dia?
Untuk apa aku mengingatmu kembali?
Sedangkan kau sama sekali lupa
Untuk apa aku menginginkan kenangan itu kembali?
Sedangkan kita tak pernah memiliki ikatan
Hanya sepasang teman
Yang saling tertawa di riuhnya kelas pada jam kosong
Terkadang aku menatapmu
Dan kau tiba-tiba menatapku dengan mata elangmu
Manikmu seolah mengantarkan semua rasa
Apakah kau berpura-pura lupa padaku?
Aku harap intuisiku benar
Kau hanya malu menyapaku bukan?
Apakah aku harus memulainya?
Ah...
Tidakkah kau tau bahwa perempuan memiliki ego yang tinggi?
Sekadar 'hai' aku pun tak mampu
Tidakkah kau mau memulainya?
Kadang kita tak sengaja melakukan hal yang sama
Meski hanya membuang sampah bersamaan
Meski hanya melangkahkan kaki di gerbang sekolah
Kadang aku memergokimu
Manik matamu melihat ke arahku
Entah apa aku terlalu percaya diri
Kau menatap dari lantai dua
Melihatku lari kesana-kemari bersama teman-teman
Apa mungkin kau mengincar temanku?
Aku harap bukan
Kemarin aku melihatmu
Tertawa bersama seorang perempuan
Kau menatapku lalu mengalihkan wajahmu
Aku menatapmu nanar
Perempuan yang beruntung
Ujarku dalam hati
Mungkin memang aku yang terlalu percaya diri
Memulai masa paling indahku dengan bertemu denganmu
Kemudian kehilanganmu entah sampai kapan
Tidak lagi melihatmu tertawa untukku
Tidak lagi menatapku tajam
Amygdala-ku memutar kembali kenangan
Seolah memutar gramofon dengan lagu sendu
Aku pun menatap hujan di jendela kelasku
Lengkap sudah
Ditambah kau lewat depan kelasku
Dengan lirikan tajammu
#Sabtulis
0 komentar:
Post a Comment